Universitas Muslim Indonesia - Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Translate

Kamis, 07 Mei 2009

FAKTOR-FAKTOR NON NUTRISI

A. Stabilitas Pelet

Berbagai bahan telah digunakan untuk meningkatkan stabilitas pellet dalam air dan sering di sebut dengan istilah binder. Dalam pembuatan pakan ternak pun, seperti ayam, bahan tersebut juga di gunakan untuk menjaga kehancuran fisik selama penanganan/penyimpanan. Bahan-bahan tersebut ada yang merupakan bahan sintesis yang khusus di buat untuk keperluan ini, atau berupa produk alami baik setelah diextract ataupun masih natural.

Beberapa bahan yang data digunakan untuk binder antara lain : Casein, gelatin, chitosan, guargum, bean gum, GFS agar, carrageenan, wheat gluten, CMC, alginate, bentonites, hemicelluloses dan lain-lain.
Bahan-bahan tersebut dapat digunakan secara sendiri atau gabungan dari beberapa bahan. Pengalaman bahwa gabungan dari dua atau lebih bahan akan memberikan hasil yang lebih memuaskan. Telah diketahui bahwa beberapa bahan pakan mempunyai sifat antagonist terhadap stabilitas pellet, antara lain : Dedak padi, dedak gandum, tepung daun lamtoro, bungkil kelapa, tepung udang, tepung darah, tulang, garam, tetes, kadar lemak yang tinggi (>10%). Sedangkan beberapa bahan yang mempunyai sifat baik untuk di pellet antara lain : Bungkil kacang tanah, jagung, bungkil kedele, terigu, dan sebagainya.

Disamping bahan-bahan yang digunakan, stabilitas pellet juga di tentukan oleh cara pembuatannya. Penambahan uap panas saat pembuatan pakan akan melembutkan pakan yang mengelatinasikan hidrat arang/binder sehingga akan dihasilkan pellet yang lebih kompak dan lebih tahan di air/stabil, stabilitas juga dapat di tinggikan dengan makin halusnya penepungan bahan.
Dari kesemua yang telah diuraikan diatas juga akan meningkatkan biaya produksi, maka pilihan harus disesuaikan dengan kebutuhan.

B. Daya Tarik dari pakan

Pakan yang telah di formulasikan dengan kandungan zat-zat nutrisi berimbang dengan baik, sesuai dengan kebutuhan ikan, akan menjadi kurang efektif bila tidak dengan cepat dikonsumsi. Keterlambatan pengambilan dan konsumsi akan memperbesar kemungkinan merembesnya zat-zat nutrient dari pellet ke air, sehingga tidak tersedia bagi ikan. Disamping itu pakan yang mengendap di dasar akan mempengaruhi kualitas air karena akan terjadi pembusukan.

Untuk udang berbagai bahan telah di cobakan dengan hasil yang cukup memuaskan, antara lain: Fish soluble, tepung cumi, daging kerang-kerangan, tepung udang, dsb
Disamping itu extrach dari berbagai jenis invertebrate laut seperti kerang-kerangan telah diperlihatkan mempunyai daya tarik yang baik untuk ikan/udang. Begitu pun halnya dengan campuran berbagai jenis asam-asam amino, asam nukleat, juga memberikan hasil yang sama.

Dari air limbah pengolahan udang banyak ditemukan senyawa yang mempunyai potensi sebagai daya tarik pakan. Limbah tersebut mengandung antara lain :

· Hypoxanthine
· Inosin
· 5’ AMP
· 5’ IMP
· ADP
· Asam amino arginin, glutamat, glisin
· Betaine

Diantara unsur-unsur tersebut yang kandungan cukup tinggi adalah 5’ IMP.

Status kesehatan/nutrisi, kualitas air, tekstur pakan adalah merupakan beberapa factor yang akan mempengaruhi nafsu makan.

C. Food Additive

1. Antioxidant

Anti oksidant adalah senyawa, baik sintetik maupun alami, yang dapat menstabilkan atau mengurangi terjadinya oksidasi senyawa-senyawa yang mudah teroksidasi. Antioksidant akam melindungi pengrusakan dan oksidasi dari asam-asam amino, lemak dan minyak,hidrat arang,vitamin dan senyawa lainnya yang mudah teroksidasi
Oksidasi dari hidrat arang akan mengakibatkan reaksi maillard, reaksi antara hidrat arang dengan asam-asam amino, terutama asam amino lisin. Bila reaksi ini telah terjadi, zat nutrisi tersebut tidak akan biasa dicerna. Oksidasi dari lemak akan meningkatkan kandungan peroksida, yang cenderung akan merusak vitamin A dan E.
Untuk menghindari terjadinya defisien pada pakan maka ditambahkan antioksidant terutama kalau pakan disimpan dalam waktu yang relatif lama. Berbagai jenis antioksidant tersedia di pasaran antara lain :

BHA
BHT
Ethoxyquin
Disodium EDTA
Phosporic Acid
Dll

2. Pigmen

Dari segi metabolism pigmen, ikan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan:
ü Kelompok yang mampu merubah lutein atau zeaxanthin menjadi asthaxantin tetapi tidak mampu menggunakan B carotenoid dan canthaxanthin sebagai precursor asthaxanthin. Kelompok ini kebanyakan dari ikan-ikan air tawar.
ü Kelompok yang mampu merubah baik lutein dan zeaxanthin maupun B carotenoid dan canthaxanthin oleh kelompok ini juga didepositokan pada jaringannya tanpa mengalami perubahan. Kelompok jenis ini kebanyakan dari ikan laut termasuk udang.

Disamping sebagai pewarna, carotenoid juga diperkirakan mempunyai funsi antara lain :

Hormon fertilisasi
Memacu pertumbuhan, kematangan gonad dan fecundity
Mengurangi kematian pada perkembangan janin/embrio
Meningkatkan toleransi terhadap stress
Membantu system pernapasan pada kondisi dimana suplai oksigen terbatas.

3. Growth Factor

Unsure-unsur yang dapat memacu pertumbuhan tetapi belum diketahui senyawa apa tersebut, oleh karenanya sering disebut sebagai unidentified growth factor (UGF). Pada tepung ikan factor ini sering disebut grass factor.
Dipasaran saat ini beredar banyak sekali growth factor, secara garis besar dapat di bedakan menjadi dua, yaitu kelompok antibiotic dan non-antibiotik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar