Universitas Muslim Indonesia - Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Translate

Jumat, 16 Oktober 2009

Pengemasan dan Penanganan Transportasi Ikan Hidup

Ada 2 sistem pengemasan yang biasa di lakukan untuk transportasi ikan hidup :

1. Pengemasan Ikan Sistem Terbuka

Yaitu ikan hidup yang diangkut dengan wadah atau tempat yang media airnya masih dapat berhubungan dengan udara bebas. Pengankutan system ini biasa digunakan untuk pengangkutan jarak dekat dan membutuhkan waktu yang tidak begitu lama. Terdapat kelebihan dan kekurangan dari system ini. Kelebihannya antara lain difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung, dapat dilakukan penambahan oksigen melalui aerator, dan dapat dilakukan pergantian air sebagian selama perjalanan. Sementara kekurangannya dapat membahayakan ikan dan tidak dapat dilakukan untuk pengiriman menggunakan pesawat terbang. Sistem ini sangat cocok untuk pengiriman ikan ukuran konsumsi.

2. Pengemasan Ikan Sistem Tertutup

Yaitu pengemasan ikan hidup yang dilakukan dengan tempat atau wadah tertutup, udara dari luar tidak dapat masuk kedalam media tersebut. Pengemasan dengan cara ini dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh. Seperti halnya dengan system terbuka, pengemasan system tertutup ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain media air tahan terhadap guncangan selama pengangkutan, dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh (dengan pesawat terbang), memudahkan penataan dalam pemanfaatan tempat selama pengangkutan. Sementara kekurangannya antara lain adalah media air tidak dapat bersentuhan dengan udara langsung (tidak ada difusi oksigen dari udara) sehingga tidak ada suplai oksigen tambahan, tidak dapat dilakukan pergantian air, dan memerlukan kecermatan dalam memperhitungkan kebutuhan oksigen dengan lama waktu perjalanan.

Pengangkutan Ikan Air Tawar

Baik ukuran benih maupun ukuran konsumsi atau dalam kondisi mati segar atau kondisi hidup dapat dilakukan dengan pengangkutan melalui darat, laut dan udara. Pengangkutan ikan yang berjarak jauh lebih aik bila menggunakan jalur udara. Walaupun pesawat lebih mahal dari sarana angkutan lainnya, tetapi waktu perjalanannya lebih singkat. Hanya saja, pengangkutan ikan dengan pesawat lebih rumit dibandingkan dengan sarana transportasi darat dan laut karena harus memenuhi beberapa persyaratan, misalnya kelengkapan dokumen pengurusan dokumennya.
Dalam pengangkutan ikan hidup, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain;

• Jenis ikan, ukuran ikan, dan kepadatan ikan yang akan mempengaruhi sarana pengangkutan.
• Sistem kemasan, kemasan dapat menggunakan system tertutup atau terbuka.
• Jarak tempuh, jarak yang jauh perlu mempertimbangkan sarana transportasi dan system kemasan.

Suhu harus dapat dipertahankan mendekati suhu normal karena peningkatan pada waktu pengangkutan dapat menyebabkan ikan stress. Untuk mempertahankan suhu, sebaiknya diberi pecahan es batu disekitar media kemasan dengan perkiraan 10% dari banyaknya air media angkutnya.

Mengangkut Ikan Hidup Dengan Sekam

Ikan yang diangkut (biasanya ikan air tawar) disuruh berpuasa, mensucikan diri dalam bak air mengalir. Jadi biar mengeluarkan isi perut dulu sebanyak-banyaknya, sehingga kalau diangkut nanti tidak akan minta permisi untuk pergi ke belakang lagi di tengah jalan. Kalau tidak ada air mengalir, ya pakai air berhenti juga boleh, asal dialiri udara dengan aerator seperti yang biasa dipakai untuk memelihara ikan hias di akuarium itu, agar mereka tidak megap-megap karena sesak napas.

Ikan dipingsankan

Proses pengosongan perut/puasa sudah dimulai sehari sebelum keberangkatan rombongan. Esok harinya, pagi-pagi benar ikan-ikan yang sudah “suci” bersih itu disuruh pingsan, dengan jalan dimasukkan ke dalam air es. Jadi tidak akan meronta-ronta, menggelepar lagi sewaktu ditangani untuk persiapan pengangkutan.
Sementara itu, disiapkan sekam padi yang sebelumnya juga sudah didinginkan dalam air es, dan ditiriskan air kelebihannya. Maksudnya agar suhunya bisa sama dinginnya dengan suhu ikan-ikan pingsan nanti. Jadi tidak akan menyerap dan menurunkan suhu dingin dari ikan-ikan yang sudah digarap.
Setelah bergelimpangan pingsan semua, ikan-ikan dibungkus satu per satu dengan kertas, agar insangnya tidak akan kemasukan sekam padi ketika mereka disusun dalam kotak yang berisi sekam.
Kotak pengangkut ini terbuat dari seng nirkarat atau aluminium yang dinding gandanya diberi bahan penyekat. Jadi suhu dalam ruangan kotak dapat tahan lama dingin terus, selama diangkut. Kotak jadi bertugas sebagai semacan termos atau lemari es mini untuk mempertahankan temperatur yang diangkut agar tetap dingin.
Bungkusan ikan disusun dalam kotak ini, yang dasarnya diberi selapis tebal sekam padi dingin lembap yang sudah selesai ditiriskan sebelumnya. Selesai disusun, deretan ikan dibekali hancuran es dalam kantung plastik kecil tapi banyak, agar suhunya tetap dingin. Semuanya kemudian ditimbuni selapis sekam padi dingin yang lembap lagi, sebelum ditumpuki deretan ikan bungkus bersama kantung es lagi. Begitu seterusnya, ikan disusun berselang-seling dengan lapisan tebal sekam padi.
Selesai pengisian, kotak ditutup rapat dan dapat diangkut dengan kendaraan bermotor ke tempat pedagang ikan eceran. Dibanting-banting juga tidak akan mengganggu ikan hidup yang sudah dibuat setengah mati itu.
Tiba di tempat tujuan, ikan perlu dibangunkan, sebelum dapat dijajakan di pasar konsumen. Untuk itu perlu disediakan ember plastik berisi air segar yang dialiri udara dari aerator.
Pengaliran udara ini perlu, agar air senantiasa bergolak, dan menggoyang-goyang ikan tidur nyenyak supaya lekas siuman kembali. Baru sesudah tampak bugar, tidak loyo lagi, mereka dipindah ke ember lain berisi air biasa yang segar, untuk dipajang di gerai los pasar ikan.
Cara ini lebih simpel kelihatannya daripada cara pengangkutan dengan air dalam tangki truk pengangkut, seperti yang sejauh ini sudah biasa dilakukan. Tetapi yang menyebalkan ialah, membungkus ikan pingsan itu satu per satu dalam lembaran kertas, kemudian menyusun bungkusan ikan selapis demi selapis dalam kotak berisi sekam. Dalam taraf eksperimen yang hanya menyangkut beberapa ekor ikan saja, cara itu boleh jadi tidak bermasalah. Tetapi kalau sudah berskala komersial, dan menyangkut beberapa puluh ekor ikan, berapa lama yang diperlukan untuk membungkus ikan itu satu per satu dengan kertas? Perlu tenaga kerja terampil yang tidak sedikit untuk mengemas ikan secepat-secepatnya jangan sampai waktu angkut jadi berkurang karena habis terpakai untuk bungkus-bungkus.
Cara ini masih perlu percobaan dan pengembangan lebih lanjut, yang bertujuan mengefisienkan proses penanganan ikan hidup, sehingga kalau diterapkan besar-besaran dalam skala komersial, hasilnya masih oke.





Read More

Jumat, 18 September 2009

MEMBUAT PAKAN IKAN SENDIRI

“Membuat pakan sendiri,” banyak pembudidaya ikan berpikir apa bisa membuat pakan ikan sendiri untuk peliharaan ikan? Tentunya bisa. Melihat sekarang pakan atau pellet terus naik harganya dan makin tidak terjangkau para petani budidaya ikan.

Meskipun beberapa pakan buatan sendiri diakui masih kurang berkualitas dari pakan buatan pabrik tapi tidak menutup kemungkinan pakan buatan sendiri lebih baik, lebih segar jika bahan-bahan pembuatan pakan tersedia dan mutu yang baik.

Pakan yang baik memenuhi nutrisi ikan. Mengenal kebutuhan nutrisi ikan merupakan landasan dalam pembuatan pakan ikan sendiri, setiap ikan membutuhkan nilai gisi yang berbeda, kebutuhan protein, lemak dan serat ikan nila atau tilapia berbeda dengan ikan lele.
Ikan lele memerlukan lebih sedikit nilai nutrisi dibanding dengan ikan nila, gurame, ikan mas dan sebagainya.

Pakan yang memiliki keseimbangan protein, lemak, dan serat untuk kebutuhan ikan tertentu akan memacu pertumbuhan ikan yang cepat besar, akan tetapi bila nutrisi yang dibutuhkan ikan kurang maka pertumbuhan ikan akan lambat berakibat pada biaya dan waktu panen yang cukup lama.

Sering terjadi ikan dipanen pada umur 6 bulan menjadi 8 bulan untuk ikan nila berukuran 500 gr. Karena nilai protein dan lemak serta serat yang kurang.

Kandungan nutrisi pakan ikan buatan sendiri dibagi dua bagian sesuai dengan umur ikan.
1. Ikan yang berumur 1-3 bulan nilai protein antara 35%-50%.
2. Ikan yang berumur 4 bulan keatas 25%-30% .

Setelah mengetahui kebutuhan ikan, kita perlu mempelajari bahan-bahan dan kandungan gisi setiap bahan yang tersedia. Hampir semua bahan dasar yang dibutuhkan dalam pembuatan pakan ikan sendiri tersedia di seluruh pelosok nusantara. Seperti, jagung, dedak kuning, tepung ikan, ampas tahu, limbah udang, bungkil, dan lainnya. Bahan-bahan tersebut memiliki nilai gisi yang cukup untuk kebutuhan ikan.

Jika di daerah anda tidak memiliki satu atau dua bahan yang tertera di atas anda masih tetap bisa membuat pellet ikan, dengan tiga macam saja tentu bisa juga. Dengan memperhatikan kebutuhan ikan, maka pakan ikan dapat diupayakan. Ingat lebih baik dengan bahan tiga macam yang ketersediaannya berkelanjutan lebih baik daripada lima atau enam baham campuran yang kadang tersedia dan kadang tidak. Sebaiknya jangan membuat pakan dengan campuran bahan pakan yang terus berubah-ubah menjaga agar ikan tidak stress oleh karena perubahan bahan pembuatan pellet.

Bagaimana mencampur bahan pakan ikan sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan nila? Ada banyak cara untuk menghitung dan menkombinasiakan bahan pakan yang memenuhi standar yang di tentukan.
Anda bisa membuat dengan model campuran apa saja akan tetapi tepung ikan bahan utama yang harus ada dalam setiap pembuatan pakan ikan karena tepung ikan menimbulkan aroma yang dapat merangsang napsu makan ikan dan akan lebih baik lagi bila di tambahkan dua persen minyak ikan pada campuran pembuatan pellet ikan. Kualitas bahan dan unsur lain dapat mempengaruhi nilai kandungan gisi setiap bahan.

..............Setelah ditentukan bahan yang akan di gunakan, selanjutnya proses pencampuran :

• Sediakan tempat yang bersih untuk mengaduk sebanyak 100 kg .
• Campurkan setiap bahan yang sudah ditentukan dalam kilogram.
• Aduk sampai semua bahan sudah tercampur dengan mereta.
• Sediakan wadah untuk persiapan pencetakan bahan menjadi berbentuk pellet.

Mesin pencetak pellet ada dua macam; pencetak pellet basah dan mesin pencetak pellet kering. Biasanya mesin pencetak basah tidak bisa untuk mencetak pellet kering akan tetapi mesin pencetak pellet kering bisa mencetak pellet basah.

Desain pencetak pellet basah umumnya lebih murah dan mesin ini banyak di buat dalam negeri oleh bengkel-benkel industri kecil tapi, ada juga diantara mereka yang memproduksi mesin pencetak pellet kering dan harganya dua sampai tiga kali lipat, karena pembuatanya lebih mahal.

Dalam proses pencetakan pellet basah hendaknya campuran air pada bahan jangan terlalu banyak atau sampai encer. Pellet akan terbentuk jika campuran tidak encer. Percobaan berulang-ulang akan menghasilkan takaran air yang tepat. Tuangkan bahan yang sudah dicampur ke mesin pencetak sedikit demi sedikit untuk melihat hasil cetakan apakah sudah bagus atau belum, tambahkan air jika mesin kelihatan bekerja terlalu berat atau jika terlalu encer tambahkan bahan kering yang sudah dicampur.
Read More

Kamis, 23 Juli 2009

PAKAN BUATAN UNTUK UDANG

Pakan buatan bagi udang dapat diartikan sebagai pakan yang dibuat dalam skala industri dengan komposisi nutrisi dan gizi sesuai dengan kebutuhan udang dan diberikan untuk menyuplai makanan pada tambak dengan tingkat ketersediaan pakan alaminya telah menipis/habis sama sekali. Tingkat penggunaan pakan buatan relatif berbeda berdasarkan skala budidaya udang yang diterapkan, seperti akan diuraikan di bawah ini :

1. Pada budidaya udang skala tradisional, penggunaan pakan buatan tidak/jarang sekali digunakan pada pola pemberian pakan yang diterapkannya. Penggunaan pakan buatan hanya terbatas pada pakan yang dibuat berdasarkan kemampuan pengelola tambak secara perorangan. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan buatan antara lain : dedak (bekatul), jagung, tepung dan ikan rucah sebagai campuran. Pakan jenis ini biasanya digunakan setelah udang mencapai usia panen dengan estimasi populasi udang yang relatif banyak.
2. Pada budidaya udang skala semi intensif, penggunaan pakan buatan lebih diarahkan pada upaya antisipasi terjadinya kekurangan pakan alami berdasarkan estimasi populasi udang yang ada pada saat itu. Pemberian pakan buatan yang diterapkan tidak bersifat mutlak dan lebih cenderung insidental.
3. Pada budidaya udang skala intensif, penggunaan pakan buatan terutama yang berskala industri bersifat mutlak sebagai salah satu syarat pengelolaan budidaya udang. Padat penebaran udang yang relatif tinggi merupakan salah satu dasar pemikiran yang perlu dipertimbangkan. Selain itu penerapan pakan buatan yang benar pada budidaya udang skala intensif dapat membantu dalam estimasi kondisi dan pertumbuhan udang di dalam tambak.

Jika dibandingkan dengan jenis pakan udang lainnya, maka pakan buatan skala industri mempunyai karakteristik ditinjau dari segi ukuran dan komposisi nilai gizi yang dikandungnya. Karakteristik tersebut dibuat dan ditentukan oleh industri pembuatnya berdasarkan sifat dan kebutuhan udang yang ada di dalam tambak.
Ukuran pakan buatan bagi udang merupakan ukuran besar kecilnya butiran-butiran pakan yang sesuai dengan kebutuhan udang pada saat dan kondisi tertentu. Berdasarkan ukurannya, pakan buatan secara garis besar biasanya dapat digolongkan ke dalam jenis :

1. Crumble yaitu butiran pakan yang berupa serbuk/butiran halus dan biasa digunakan pada udang usia tebar (benur).
2. Pellet yaitu pakan buatan yang berupa butiran-butiran kecil sampai butiran kasar dan biasa digunakan pada udang dewasa sampai udang usia panen.

Selain ukuran, ditinjau berdasarkan komposisi kandungan nutrisinya pakan buatan mempunyai formulasi yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan udang. Nutrisi yang biasanya terdapat dalam pakan buatan antara lain : karbohidrat, protein, lemak, serat dan beberapa zat esensial lain yang dibutuhkan udang. Komposisi nutrisi tersebut dapat berbeda tergantung dari ukuran pakan dan industri pembuatannya. Dalam kondisi tertentu pakan buatan tersebut dikombinasikan dengan zat-zat suplemen (antara lain vitamin) untuk mengatasi kekurangan zat tersebut dan dibutuhkan oleh udang dalam keadaan sangat diperlukan.

Pakan Segar
Di dalam satu siklus budidaya, pada saat tertentu udang dapat mengalami penurunan kondisi dan kualitas yang disebabkan oleh faktor alam (perubahan cuaca, lingkungan) maupun faktor yang berasal dari dalam tubuh udang itu sendiri (proses moulting). Pada kondisi seperti ini gejala yang biasanya muncul adalah penurunan nafsu makan udang atau pada kondisi yang lebih parah udang telah terinfeksi jenis penyakit tertentu.
Terjadinya penurunan nafsu makan bagi udang merupakan indikasi yang perlu dicermati, karena bila tidak segera ditangani dapat menimbulkan masalah yang serius bagi udang. Penurunan nafsu makan tersebut akan membuat organ pencernaan udang dalam keadaan kosong dan selanjutnya dapat mengakibatkan penyusutan hepatopancreas sehingga udang pada kondisi yang lemah dan dapat menyebabkan udang mudah terkena masalah. Salah satu cara yang biasa digunakan untuk menangani penurunan nafsu makan udang adalah dengan melalui pemberian pakan segar yang bersifat insidental
Pakan segar yaitu jenis pakan yang berasal dari hewan/biota perairan yang telah diolah sedemikian rupa dan diberikan dalam kondisi masih segar kepada udang dengan tujuan memperbaiki kualitas dan kondisi udang atau untuk meningkatkan nafsu makan udang yang terindikasi terkena masalah tertentu.
Dasar pemikiran yang melandasi penggunaan pakan segar ini adalah sebagai atraktan bagi udang melalui rangsang penciuman/bau yang sangat menyengat yang dikeluarkan oleh pakan segar sehingga udang tertarik dan mendekati untuk mengkonsumsi pakan tersebut. Diharapkan dengan metode seperti ini nafsu makan udang bisa lebih ditingkatkan dan mampu memperbaiki kualitas udang.
Biota yang sering digunakan sebagai pakan segar dalam budidaya udang adalah dari berbagai jenis ikan. Adapun cara pemberian pakan segar tersebut antara lain dilakukan dengan:

• Pemberian secara langsung dengan terlebih dahulu ikan yang menjadi bahan pakan segar di potong-potong sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
• Ikan bahan pakan segar direbus terlebih dahulu sebelum diberikan kepada udang dengan tujuan menekan sekecil mungkin resiko penularan/terinfeksinya bibit penyakit dari ikan yang digunakan sebagai pakan segar kepada udang.

Dosis pemberian pakan segar yang diterapkan biasanya 1.5 รข€“ 2.0 kali dosis pakan buatan dalam kondisi normal dan biasanya dilakukan pada malam hari atau tergantung dari tingkat kebutuhan dan permasalahan yang sedang dihadapi.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan segar ini antara lain:

• Jenis dan tingkat permasalahan yang sedang terjadi, karena pada kasus tertentu pemberian pakan segara akan lebih memperparah kondisi dan kualitas udang di dalam tambak.
• Kondisi perairan tambak dan cuaca. Pemberian pakan segar di dalam perairan tambak akan berpengaruh nyata terhadap produktivitas perairan tambak, sehingga perubahan yang terjadi dapat mempengaruhi kondisi udang.
• Pemberian pakan segar di dalam tambak harus diimbangi dengan sirkuasi air tambak yang memadai sebagai antisipasi terjadinya akumulasi sisa-sisa pakan segar yang tidak terkonsumsi udang dan dapat mengalami pembusukan di dasar tambak.
• Penyeleksian kualitas biota bahan pakan segar dari kemungkinan terjangkitnya jenis penyakit tertentu yang dapat menginfeksi udang yang ada di dalam tambak.
Pemberian pakan segar dapat dikurangi jumlah dan intensitasnya apabila kondisi udang telah menunjukkan adanya perubahan ke arah yang lebih baik terutama yang menyangkut nafsu makannya.

Pakan Tambahan Lainnya
Berbagai jenis pakan seperti telah disebutkan di atas (pakan alami, pakan buatan dan pakan segar) dalam kondisi tertentu belum mampu menyediakan kebutuhan atas jenis nutrisi tertentu yang diperlukan udang, sehingga memerlukan makanan/zat yang bersifat suplemen dan diberikan dalam kondisi dan waktu tertentu pula.
Pakan tambahan lainnya, yaitu pakan yang bersifat sebagai suplemen dari pakan buatan dan dapat diberikan secara campuran dengan pakan buatan maupun terpisah dengan tujuan mengisi kekurangan nutrisi tertentu dari pakan buatan.
Jenis nutrisi suplemen yang biasa digunakan dalam pemberian pakan bagi udang antara lain berbagai macam vitamin dan protein yang diperlukan udang. Nutrisi ini diberikan secara campuran dengan pakan buatan dengan media perekat yang digunakan berupa telur ayam/bebek. Campuran tersebut dikeringkan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada udang.
Berbeda dengan jenis pakan lainnya, pakan tambahan ini bukan merupakan suatu yang bersifat mutlak dan tidak semua kegiatan budidaya udang di berbagai tempat menggunakan jenis pakan tambahan ini, karena penggunaan nutrisi suplemen lebih banyak yang bersifat try and error dan ditinjau dari segi biaya jenis pakan tambahan ini lebih membutuhkan biaya yang tidak sedikit.





Read More

Sabtu, 06 Juni 2009

FORMULA PAKAN UNTUK IKAN

Formula pakan ikan didasarkan pada kandungan protein, lemak dan serat. Formula ikan dapat dibagi Menjadi dua bagian sesuai dengan kebutun ikan, pakan ikan untuk anak ikan atau benih akan membutuhkan 50% protein, 8% lemak,. Sedangkan untuk ikan dewasa membutuhkan protein antara 25-30% protein, lemak 7%.
Cara membuat pakan ikan sesuai dengan kebutuhan ikan dapat menggunakan formula campuran dari bahan-bahan pembuatan pakan atau pellet ikan yang akan di jelaskan pada table formula ikan. Bahan-bahan pakan ikan adalah tepung ikan, ampas tahu, dedak, bungkil kelapa, jagung, tepung darah, limbah udang,
minyak ikan. Bahan pakan ini banyak terdapat di setiap daerah. Jadi, untuk membuat pellet ikan tidak sulit karena 90% bahan sudah tersedia.
Setiap jenis bahan-bahan pakan tersebut memiliki kandungan protein yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu memperlajari / mengetahui berapa kandungan nutrisi bahan-bahan pakan sebelum membuat pellet ikan.
 

Nama BahanProteinLemakSerat :
Tepung Teri
Tepung Udang
Tepung Darah
Tepung Bekicot
Tepung Ikan
Tepung Kedelai
Tepung Terigu
Dedak Halus
Tepung Jagung
Tepung Singkong
Bungkil Kacang Tanah
Bungkil Kelapa
Tepung Ayam Segar


Hal penting yang harus di perhatikan dalam membuat formula pakan ikan adalah ketersediaan bahan-bahan untuk membuat pellet ikan tersebut harus ada secara terus menerus. Jangan menggunakan bahan yang ketersediannya terbatas atau musiman. Formula ikan yang berubah-ubah akan dapat menurunkan selera
makan ikan dalam waktu sementara yang akan berakibat pada pertumbuhan ikan yang lambat.


Tepung2 lainnya seperti :
Tepung Ikan 35% dan 50-60%
Tepung Darah
Tepung Bulu ayam
Tepung Tulang
Tepung Udang
Tepung Teri
Bungkil Kelapa Parut

LINK JUGA :  ASKAR HOME

Read More

Kamis, 28 Mei 2009

KEBUTUHAN NUTRISI IKAN

Seperti halnya manusia ikan memerlukan nutrisi yang baik agar bisa hidup dengan sehat. Oleh karena itu ikan perlu diberi makan dengan makanan yang mengandung kadar nutrisi yang memadai. Nutrisi yang harus ada pada ikan adalah protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Protein
Sekitar 50 % dari kebutuhan kalori yang diperlukan oleh ikan berasal dari protein. Bahan ini berfungsi untuk membangun otot, sel-sel, dan jaringan tubuh, terutama bagi ikan-ikan muda. Kebutuhan protein sendiri bervariasi tergantung pada jenis ikannya. Meskipun demikian, protein adalah unsur kunci yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan pada seluruh jenis ikan. Pada umumnya kebutuhan ikan terhadap protein dapat digolongkan secara garis besar sebagai berikut : 15 – 30 % dari total pakan bagi ikan-ikan herbivora, dan 45% bagi ikan karnivora. Sedangkan untuk ikan-ikan muda diperlukan diet dengan kandungan protein 50 %
Lemak
Lemak merupakan sumbar utama energi pada ikan. Lemak tersimpan dalam jaringan dan berfungsi untuk menjaga stamina yang prima pada ikan yang bersangkutan. Selain itu, juga sebagai media penyimpan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K
Pada makanan ikan, lemak direkomendasikan supaya tidak terlalu tinggi kandungannya. Bahkan ikan-ikan pemakan daging pun (karnivora) kebutuhan akan lemaknya tidak lebih dari 8 %, sedangkan ikan-ikan herbivora kebutuhannya tidak lebih dari 3%. Kelebihan lemak pada ikan diketahui dapat menyebabkan kerusakan hati, menyebabkan timbulnya beberapa penyakit dan sering menimbulkan kematian dini. Ikan sering mengalami kesulitan untuk mencerna lemak-lemak keras, seperti yang terdapat pada daging sapi misalnya. Lemak jenuh bisa membahayakan ikan, oleh karena perlu dihindarkan. Sedangkan lemak-lemak jamak tak jenuh, seperti terdapat pada artemia sangat mudah dicerna dan diketahui dapat memicu pemijahan
Karbohidrat.
Pada ikan, karbohidrat diperlukan untuk pertumbuhan dan energi. Meskipun demikian, ikan tidak memerlukan karbohidrat dalam julmah besar pada makanannya. Kebanyakan karbohidrat diketahui malah dapat menghambat pertumbuhan ikan. Hal ini tampaknya berkaitan dengan kenyataan bahwa kandungan kadar karbohidrat yang tinggi pada makanan ikan sering berkaitan dengan rendahnya kadar nutrisi esensial lainnya.
Mineral
Dihabitatnya sumber-sumber mineral bagi ikan banyak tersedia secara alamiah. Tapi dalam lingkungan akuarium yang tertutup dan serba terbatas hal demikian tidak bisa dipenuhi. Oleh kerena itu mineral perlu disediakan melalui makanannya.
Mineral pada ikan diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang, gigi, dan bahkan sisik. Mineral utama yang diperlkukan adalah kaslium dan fosfor. Selain itu mereka juga memerlukan besi, iodine, magnesium, natrium, kalium, tembaga dan seng. Kalsium dapat dijumpai pada air-air berkesadahan tinggi sedangkan fofor bisa dijumpai pda tanaman air. Apabila air yang digunakan berkesadahan rendah, dan dalam akuarium tidak ada tanaman airnya maka sangat penting untuk memberikan tambahan mineral pada makanan ikan. Tulang dan daging merupakan sumber kalsium dan fosor yang baik. Meskipun demikian, mereka bisa juga dijumpai pada makanan kering (flake) yang berkualitas baik.
Serat.
Serat relatif banyak dijumpai pada sayuran. Meskipun dalam jumlah sedikit dapat membantu proses pencernaan, serat tidak boleh diberikan terlalu banyak. Ikan karnivora bahkan tidak bisa mencerna serat sama sekali, dan direkomendasikan kendungannya pada makanan karivora tidak lebih dari 4 %. Sedangkan untuk ikan herbivora dianjurkan untuk memberikan serat dengan kadar 5 – 10 %.
Vitamin.
Berbeda dengan mineral, vitamin bersifat tidak stabil pada pakan jadi. Flake misalnya, mengandung cukup vitamin pada awalnya, tapi setelah berjalannya waktu vitamin ini akan mengalami kerusakan. Penyimpanan dalam freezer bisa membantu dalam mengawetkan kandungan vitamin, meskipun demikian dianjurkan untuk membeli pakan ikan untuk digunakan dalam waktu dekat. Vitamin utama yang diperlukan oleh ikan adalah A, D3, E, K, B1, B2, B3, B5, B6, B12, H, M dan inositol.
Banyak para hobiis ikan hias yang tidak menyadari peranan penting vitamin dalam kesehatan ikan. Kekuarangan vitamin A misalnya, dapatmenyebabkan pertumbuhan ikan menjadi terhambat dan dapat menyebabkan terjadi tulang punggung yang melengkung. Vitamin E dan A merupakan faktor penting untuk menjaga ikan berada dalam kondisi prima untuk memijah. Vitamin K merupakan vitamin penting dalam penggumpalan darah. Vitamin B1, B2, dan B6 penting untuk pertumbuhan normal. B3 dan C diperlukan dalam proses pencernaan yang baik. Vitamin C juga diperlukan dalam pertumbuhan tulang dan gigi. Vitamin B5 dan M secara bersama-sama merupakan faktor utama dalam proses metabolisme. Kekuarangan vitamin H dapat mengurangi pembentuk sel darah dan menyebabkan anemia.
Membeli makanan ikan dalam jumlah sedikit tapi bervariasi merupakan salah satu cara untuk memastikan bahwa ikan akan mendapatkan pasokan nutrisi yang bukup untuk tumbuh, sehat dan berumur panjang.

LINK JUGA :ASKAR HOME


Read More